Pesan dari Ombak

Laut adalah tempat yang sudah tidak asing bagi kita. Tempat yang hampir semua orang pernah mengunjunginya. Tul gak?

Nah, disana ombak adalah salah satu itemnya.

let’s check it out…

pernahkah kita rasakan,

bahwa ombak yang kelihatannya besar

ternyata saat menghempas, hasilnya tidak sebesar yang kita bayangkan.

begitu juga sebaliknya, ombak yang kelihatan kecil..

ternyata menggulung lalu menjadi ombak yang besar…

saat melihat fenomena ini, tentu dapat dipetik sesuatu.

1. masalah hidup yang kia sangka besar, belum tentu besar lho..

jadi, kita gak perlu takut duluan menghadapinya.. intinya kita harus tenang dan tetap berpikir jernih menghadapinya

2. masalah hidup yang kelihatannya sepele, jangan diremehkan dulu, karena bisa jadi dengan berjalannya waktu dapat menjelma menjadi masalah besar dalam hidup kita

3. bersiap siaga  terus!!!

that’s things that i got from Gandoriah beach Pariaman

God bless us

^_^

Rahasia Sukses

Sudah hampir 1 minggu tidak update postingan di blog. Karena minggu ini aktivitasku cukup banyak. Berikut ada Rahasia Sukses dari 2 orang pakar yang telah berada pada kursi sukses. Kupetik dari buku The Great Power of Mother.

Rahasia Sukses dari Hisyam Said – Pengusaha Paparons Pizza

1. Kerja keras

2. Minta doa restu orang tua

3. Jangan lepas dari Al Qur’an

4. Jangan lupa bersedakah (biar sedikit, yang penting rutin)

Rahasia sukses dari Fadel Muhammad – Gubernur Gorontalo

1. Kemauan yang kuat

2. Rasa percaya diri yang tinggi

3. Kemampuan menghitung resiko

3 hal di atas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

  • Orang tua, terutama Ibu
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Keberuntungan atas membaca kesempatan

Ruhiyah Kader

Dakwah pada hakekatnya adalah sebuah keharusan. Bukan bagi ulama, ustad, atau kader-kader dari partai yang berbasis islam saja. Namun berdakwah adalah tugas setiap umat islam yang telah diterima sejak ia dilahirkan ke dunia.

Islam tidak pernah memaksa setiap orang untuk mengikuti ajarannya. Namun jika sudah masuk, maka setiap muslim wajib mematuhi setiap aturannya, yang pada dasarnya untuk kebaikan orang itu sendiri, baik untuk kebahagiaan dunia maupun akhirat. Hal ini ditegaskan dalam surat Al Baqarah ayat 256, yaitu “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama islam. Sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat dan tidak akan putus. ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Oleh karena itu, satu hal harus disadari adalah umat manusia sendiri yang membutuhkan islam sebagai dasar bagi sistem kehidupan.

Namun demikian. islam tidak menutup diri terhadap manusia. Bahkan sebaliknya, agama yang langsung berasal dari ALLAH ini membuka kesempatan seluas-luasnya bagi umat manusia untuk mengimaninya. Hal ini dapat dilihat dari adanya dakwah dalam islam. Yaitu ALLAH sengaja mengutus kepada Nabi dan Rasul untuk menyeru manusia ke jalanNYA. Selanjutnya, ALLAH tetap ‘mengirimkan’ para penerus Nabi dan Rasul, yaitu para ulama dan dai untuk terus memberikan kesempatan memperoleh hidayahNYA.

Para penyeru dakwah ini disebut dengan kader atau dai. Dalam menjalankan tugasnya, dai membutuhkan ‘suplemen-suplemen’ agar tetap survive dalam jalan dakwah. Sebab, jalan dakwah bukanlah jalan yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah. Bukan jalan yang dipenuhi dengan kesenangan-kesenangan dunia. Namun, jalan dakwah adalah jalan yang penuh onak dan duri. Jalan yang tidak akan lepas dari darah dan airmata. Disitulah letak ujiannya. Hanya orang-orang yang berbekal keimanan yang disupport oleh suplemen-suplemen untuk ruhiyahnya yang dapat melewati jalan ini.

Salah satu supelemen yang dapat digunakan adalah amalan yaumi. Amalan yang menjadi kebutuhan, bukan kewajiban lagi. Amalan yang jika tidak dilaksanakan karena berbagai sebab, maka akan mendatangkan kerinduan untuk mengerjakannya. Amalan tersebut misalnya, sholat wajib tepat waktu, dan berjamaah di mesjid, puasa senin kamis, qiyamullail (sholat malam), solat dhuha, tilawah Al Qur’an (membaca Al Qur’an), membaca Al Ma’tsurat, membaca buku-buku bermanfaat, mengikuti halaqoh, olahraga, dan masih banyak lagi.

Selain itu, cara yang dapat ditempuh untuk menjaga kestabilan ruhiyah sang dai adalah dengan rutin mengikuti majlis-majlis yang dekat dengan ulama dan orang-orang sholeh, seperti majlis taklim, pelatihan-pelatihan islam, dsb.

Kembalilah

Dakwah. Satu kata yang gampang diucapkan namun memiliki konsekuensi besar dibelakangnya. Mudah bagi yang benar-benar mengikhlaskan diri kepada ALLAH SWT dan sebaliknya, sangat berat bagi orang-orang yang belum memahami hakekat dakwah itu sendiri.

Dakwah. Begitu ringan lidah mengatakannya. Akan tetapi, pengorbanan harta dan jiwa yang tulus karena mengharapkan ridho Sang Pencipta merupakan substansi perjuangan dakwah. Sehingga pada akhirnya, dakwah dapat menyaring kaum munafik dari barisan kaum mukminin. Hanya orang-orang yang beriman kepadaNYA yang sanggup mengorbankan semua itu.

Dakwah adalah menyeru manusia ke jalan ALLAH dengan hikmah dan keteladanan yang baik, sehingga mengingkari Thagut (sesuatu yang dicintai/dipuja/diutamakan melebihi kecintaan kepada ALLAH) dan beriman kepadaNYA, menuju masyarakat madani. Pelaku dakwah disebut dengan da’i. Dan setiap umat islam pada hakekatnya adalah da’i. Dalam prakteknya, da’i sering juga disebut dengan kader. Berangkat dari definisi dakwah tadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa mustahil dakwah dapat dilakukan jika seorang kader belum dapat menjadi contoh yang bagus di tengah-tengah objek dakwah, yang dalam kasus rill adalah masyarakat. Mustahil dakwah dapat diwujudkan jika para kader masih terlena dengan Thagut yang memiliki topeng yang berbeda-beda pada setiap pribadi kader, misalnya kedudukan, wanita atau laki-laki, materi, dsb. Dan sangat mustahil dakwah akan ada jika iman sang kader masih dipertanyakan.

Sepintas dilihat, perjuangan dakwah memang sangat berat. Namun, ALLAH sudah berjanji akan membalas semua pengorbanan itu dengan balasan yang berlipat-lipat ganda, diantaranya pahala, kedudukan yang mulia di sisiNYA, mati syahid, dan lain sebagainya, dimana balasan yang paling menggiurkan dari semuanya adalah surga. Dan puncaknya yaitu bertemu dengan ALLAH SWT (Allahu Akbar!). Oleh karena itu, perjalanan dakwah tidak bertaburan dengan ‘bunga-bunga’ yang indah, makanan yang lezat, materi yang berlimpah, dan kesenangan-kesenangan dunia lainnya, namun perjalanan ini tidak akan lepas dari derita dan air mata, tetapi berujung dalam kesenangan yang maha sempurna dan abadi, surga.

Ada beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang kader sejati, antara lain :

  1. Salimul Akidah (akidah yang selamat)
  2. Shahihul Ibadah (ibadah yang sahih)
  3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
  4. Qowiyyul Jism (jasad yang kuat)
  5. Mutsaqoful Fikri (wawasan yang luas)
  6. Qodirun ‘Alal Kasbi (berpenghasilan)
  7. Haritsun ‘Ala Waqtihi (memanajemen waktu)
  8. Munazhan Fi Syu’unihi (teratur dalam urusan)
  9. Mujahidu Linafsihi (bersungguh terhadap diri)
  10. Nafiun Lighairihi (bermanfaat bagi orang lain)

Sebagaimana sholat yang mempunyai 13 rukun, dalam berdakwah ada 10 rukun baiat, yaitu :

  1. Al Fahmu (faham)
  2. Al Ikhlas (ikhlas)
  3. Al Amal (amal)
  4. Al Jihad (jihad)
  5. Tadhhiyah (pengorbanan)
  6. Thoat (taat)
  7. Tsabat (teguh)
  8. Tajarrud (totalitas)
  9. Ukhuwah (ukhuwah)
  10. Tsiqoh (percaya)

Dalam prakteknya, dakwah memiliki metode yang jelas, yang disebut dengan manhaj dakwah. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar pergerakan dan perjuangan ini terlaksana secara teratur dan terencana. Sehingga tujuan dakwah dapat tercapai, yaitu islam menjadi pemimpin dunia ini. Cita-cita tersebut tentu saja membutuhkan proses yang tidak instan. Oleh karena itu, umat islam harus disadarkan terlebih dahulu bahwa mereka semua adalah da’i atau kader bagi agamanya. Sementara itu, dalam pelaksanaan manhaj dakwah itu sendiri, semua kader harus bekerja sama, atau sering disebut dengan amal jama’i. Inilah kemurnian dakwah yang sebenarnya. Jika semua kader (baca : umat islam) dapat bersatu dan kembali pada hakekat dakwah, maka tujuan dakwah dapat terwujud. Wallahu’a’lam.

Arti Hidup

saat merenung sendiri

di sini, dalam detik ini

aku terbawa ke masa lalu

dalam menit-menit yang telah kuhabiskan

apa yang telah kulakukan?

apa yang ingin kuraih sebenarnya?

ipk tinggi? keahlian? materi?

bingung, resah, gundah

dan sederetan rasa lagi…

sehingga sampai di titik ini,

pertanyaan2 itu masih menghantuiku :

apakah aku berarti bagi lingkunganku?

apakah aku bahagia?

apakah arti hidupku?

saat pertanyaan2 itu muncul

yang teringat adalah sebuah kalam dariNYA

surat Adz Zariyat : 56,

“Dan tidaklah KUciptakan jin dan manusia,

kecuali untuk beribadah kepadaKU “

ya… aku berakhir disana

itulah jalanku…

dan jalanmu