10 Ramadhan Terakhir…

Untuk semua sobatku,

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mari kita tingkatkan amal ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan ini


Karena, tidak ada jaminan kita akan bertemu di Ramadhan tahun depan…

So, jangan sia-sia kan kesempatan emas ini…

Bubar Tangent Yang Tak Terlupakan

Sobat, Tangal 9 – bulan 9 – tahun 2009 adalah angka yang cantik kan ?

di tanggal tersebut, Tangen (nama angkatanku) mengadakan Buka Bersama (Bubar) di rumahku. Berhubung sekarang kami sudah berada di tingkat 4 perkuliahan, jadi rasanya lebih berbeda. Kami sudah semakin dewasa aja… hhe… * dijitak *

Banyak yang datang setelah bedug berbunyi, maklum masih ada yang kuliahnya harus diulang di semester ini. Kuliah mereka sampai setengah 6 sore euy… sementara perjalanan dari kampus ke rumahku lebih kurang satu setengah jam…ya iya lah telat…

Namun, kebersamaan yang tercipta melalui silaturrahim di acara Bubar ini , sunguh tak terlupakan rasanya… hhhe… * narsiz mode on *

Berbagi ? Memang Seru …

Hari itu adalah kemaren : 11 September 2009. Bertepatan dengan hari jum’at. Lebih kurang jam sebelas, aku nyampe kampus. Ada rapat asisten di Labor. Karena yang bawa kunci tidak datang, jadi kami rapatnya di Ruang Seminar. Selesai rapat, aku langsung ke Mesjid Nurul Ilmi. Ada tasqif Ramadhan disana pukul 14.00 WIB, dengan pembicara dosenku sendiri lho, nama beliau Budi Rudianto, M. Si. Acara tersebut diselenggarakan oleh Forum Kajian Islam (FKI) Rabbani Universitas Andalas (Unand), yaitu lembaga dakwah kampusku, dan Forum Studi Islam (FSI) semua fakultas.

Selesai sholat ashar, acara selanjutnya adalah Long March (Jalan Santai) dari Mesjid hingga Halte Pasar Baru (lumayan jauh lho… kira-kira 25 menit perjalanan kalau jalan santai). Acaranya adalah aksi damai : Mengajak semua warga kampus beserta masyarakat sekitar Kampus – Pasar Baru untuk Memaksimalkan Ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan.

Aku gak mau ketinggalan dunk… so aku ikut barisan itu. Asik bgt euy…!!! Jika ada keramaian, kami berhenti dan memberikan ajakan tersebut plus sedikit tausiah. Saat melihat masyarakat yang tertegun, para pengendara yang berhenti sesaat, dan pejalan kaki yang diam sejenak melihat dan mendengar ajakan kami, ada rasa bahagia tersendiri yang aku rasakan. Damai… sejuk,,, dan rasa lain yang tidak dapat kuungkapkan… Memang terbukti ya, melakukan kebaikan itu sebenarnya manfaatnya untuk diri kita sendiri… Tul gak ? 🙂

Nah… setibanya di halte Pasar Baru, kami mewakili FKI Rabbbani feat FSI se-fakutas memberikan Ta’jil ( Pabukoan alias Buka Puasa) bagi orang-orang (mahasiawa/i + masyarakat) sekitar halte yang lagi lewat disana. Ada es timun, es rumput laut, dan Pecel. Wah, yang aksi ini gak kalah seru juga lho !!!

Ada pengalaman yang aku temukan saat membagikan Ta’jil :  Tau gak, ada yang tidak mau menerimanya !!!

Awalnya, aku gak habis pikir : kok ada ya orang yang menolak rejeki ??!

Namun, lama-lama aku ngerti juga. Mungkin itu hanya bentuk kekhawatiran atau ketidakpercayaan mereka kepada orang yang tidak dikenal, alias wujud dari sikap Waspada…

* dahulukan positif thingking *

sehinga, saat menemukan orang yang kelihatan ragu-ragu menerimanya, aku langsung bilang : “Tenang… ini halalan thoyyiba InsyaAllah… ” hhhe… hasilnya, kebanyakan dari mereka yang ragu-ragu menerimanya lho… lumayan juga jurus ini…

So, pelajaran yang aku dapat dari sepotong mozaik hidupku ini adalah :

Kebaikan yang kita lakukan, belum tentu dinilai baik oleh orang lain. Jangan kecewa… dan Jangan negatif  Thinking dulu kepada mereka. Tetap konsisten aja dengan niat semula… ok ???

Karena kebaikan yang kita lakukan bukan untuk mendapatkan sesuatu dari mereka, namun hanya untuk mendapatkan RIDHONYA…

setuju gak Sobat…?